Nyi Roro Kidul, Simbol Mitologi Ekofeminist di Pulau Jawa
Siapa yang tidak tahu legenda Nyi Roro Kidul yang berasal dari Pulau Jawa. Cerita mitologi soal Nyi Roro Kidul ini menyebar hingga ke daerah Asia Timur, Asia Utara, dan Asia Tenggara. Konon, sosoknya tak lepas dari penguasa yang menguasai Negeri ini. Bahkan dalam mitos Jawa, ia mampu mempertahankan kesuburan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Lalu siapa Nyi Roro Kidul?
Nyi Roro Kidul adalah seorang putri yang berasal dari Kerajaan di Jawa Barat. Ia adalah anak dari Prabu Mundingsari atau yang lebih dikenal Prabu Siliwangi dengan Ratu Galuh. Nama aslinya adalah Putri Kadita. Ia diusir dari istana dan menemui takdirnya sebagai roh ratu samudera Hindia dan menjadi masa depan Senapati (Pendiri Kerajaan Muslim Mataram di abad ke-16).
Ada banyak versi cerita mengenai alasan Putri Kadita diusir dari istana. Versi pertama ia disebut terlahir cantik dan menawan. Karena rupanya yang menawan itulah, ibu tirinya yang cemburu dan mengirim sihir jahat padanya. Ia lalu terkena penyakit kulit sehingga harus keluar dari istana dan berlindung di hutan. Kemudian saat di hutan, ia bermeditasi. Cerita lain juga mengatakan bahwa ia menolak untuk menikah. Pada saat ada pria yang akan melamarnya datang, Putri Kadita menolak. Ia lalu diusir oleh ayahnya dari istana karena ingin bermeditasi. Namun belum diketahui mana yang benar, karena banyak versi cerita soal alasan Putri Kadita diusir dari Istana. Bahkan ada versi cerita yang menyebutkan bahwa Putri Kadita kabur karena menolak masuk agama Islam bersama orangtuanya. Usai dibuang ke hutan dan bermeditasi, ia berjalan terus lalu melihat karang laut menghadap ke selatan. Menurut cerita masyarakat, ia melemparkan diri ke laut lalu ada yang menariknya ke dalam laut dan masuk kekerajaan roh. Saat memasuki kerajaan roh, ia diangkat menjadi seorang Ratu. Konon, dalam meditasi tersebut, Nyi Roro Kidul mendapat kekuatan besar hingga mampu melakukan keajaiban serta merubah bentuknya menjadi berbagai macam jenis kelamin.
Tak heran jika karakter Nyi Roro Kidul banyak dibahas dalam mitologi Jawa dengan banyak versi cerita. Namun dari banyaknya versi cerita yang beredar, hanya satu inti yang penulis dapatkan. Putri Kadita alias Nyi Roro Kidul adalah sosok perempuan yang memiliki pendirian sendiri. Tidak mudah menjadi perempuan yang memiliki pendirian sendiri seperti Nyi Roro Kidul apalagi hidup di jaman konservatif dan teknologi belum berkembang. Ia rela meninggalkan kedudukannya sebagai seorang putri kerajaan karena pendapatnya atau keberadaannya tidak diterima. Bahkan ia pergi dan mendirikan kerajaannya sendiri di bawah laut dan berganti nama menjadi Nyi Roro Kidul.
Sosok Nyi Roro Kidul juga kerap dikaitkan dengan setiap pemimpin di negeri ini mulai dari Presiden Soekarno hingga Presiden Jokowi. Pasalnya, beredar mitos yang menyebutkan bahwa para pemimpin Pulau Jawa harus menjalin hubungan dengan Nyi Roro Kidul jika ingin kekuasaannya langgeng.
Dalam filosofi Jawa, Nyi Roro Kidul disebut sebagai simbol keseimbangan nusantara. Ia akan murka pada para penguasa Jawa jika tak bisa menjaga alam dengan cara mengirim bencana seperti tsunami, banjir bandang, membuat kemarau panjang dan lain-lain. Menurut penulis, Nyi Roro Kidul adalah sosok mitologi Jawa yang ekofeminis. Ekofeminis adalah individu yang menggabungkan konsep ekologi alam dan relasinya dengan perempuan. Sebagai penguasa Pulau Jawa, ia menjaga alamnya agar tidak dirisak manusia.
Tak hanya melindungi alam, dalam film diceritakan bahwa sosok Ratu Pantai Selatan ini kerap menyerang pria mata keranjang yang melakukan kekerasan seksual pada perempuan. Menurut penulis sosok mitologi Nyi Roro Kidul adalah mitos buruk bagi para pria patriarkis dan misoginis. Dalam film Nyi Roro Kidul (1985) digambarkan bahwa ia adalah sosok perempuan yang penuh dendam terhadap pria. Bahkan menjadikan pria hidung belang dan serakah sebagai budaknya.
Masyarakat juga banyak yang mempertanyakan seksualitas sosok perempuan yang selalu dikorelasikan dengan warna hijau ini. Banyak yang menyebutkan bahwa sosok Nyi Roro Kidul mengajarkan untuk seks bebas seperti legenda masyarakat yang menyebutnya melakukan dengan para pemimpin Pulau Jawa. Konon menurut cerita yang beredar, para pemimpin memiliki ruangan sendiri untuk berhubungan dengan Nyi Roro Kidul. Bahkan beberapa film menggambarkan Nyi Roro Kidul kerap bercinta dengan pria tampan dan lebih muda. Dalam film Nyi Roro Kidul (1985) yang diperankan oleh Suzzana mengatakan bahwa percintaan tak selalu diakhiri dengan perkawinan. Menurut penulis, Nyi Roro Kidul adalah sosok perempuan yang memiliki indepensi dalam hal seksualitas. Ia tidak mengikatkan diri pada pernikahan dan memiliki kebebasan seksual. Tidak ada yang salah dengan perempuan yang mau mengikatkan diri pada pernikahan sebab itu pilihan pribadi setiap orang.
Sayangnya, ada narasi konstruksi sosial yang mengatakan bahwa Nyi Roro Kidul adalah mitologi Jawa yang mengkampanyekan seks bebas. Hal itu tercipta karena sudut pandang misoginis yang telah lama ada dalam konstruksi masyarakat patriarki. Mereka tak mau mengakui kekuatan yang dimiliki Nyi Roro Kidul karena rapuhnya maskulinitas yang mereka miliki. Dalam mitologi Jawa, Nyi Roro Kidul digambarkan sebagai wanita yang kuat dan sakti. Penuturan tentang wanita yang kuat dan sakti yang melekat pada Nyi Roro Kidul ini konon menjadi sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat, khususnya kaum pria. Sebagai Nyi Roro Kidul adalah sosok ibu alam dalam mitologi Jawa dan seorang eko-feminis yang kuat. Bahkan sebagai perempuan yang namanya melegenda, ia mengajarkan bahwa sebagai perempuan, kita harus memiliki pendapat dan pilihan sendiri tanpa bergantung pada siapa pun.